Daerah Penangkapan Ikan (Fishing ground) adalah merupakan daerah / area dimana pupulasi dari suatu organisme dapat dimanfaatkan sebagai penghasil perikanan, yang bahkan apabila memungkinkan “diburu” oleh para Fishing Master yang bekerja di kapal-kapal penangkap ikan skala industri dengan menggunakan peralatan penangkapan ikan dan teknologi yang dimilikinya semakin cangggih. Kondisi lingkungan ternyata dapat mempengaruhi daerah penangkapan ikan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan diantaranya adalah temperatur air, kadar gram (salinitas), pH, kecerahan (transparancy), gerakan air, kedalaman perairan, topographi dasar perairan, bentuk bangunan yang ada di dsar perairan(bottom propertis), kandungan oxygen terlarut serta makanan. Untuk mendapatkan daerah penangkapan ikan ada beberapa hal yang perlu dilacak keberadaaanya yaitu tentang adanya distribusi massa air sebagai akibat adanya derah pertemuan arus laut. Distribusi massa air ini juga membawa dan menyebabkan organisme hidup. Fluktuasi keadaan lingkungan kenyataannya dapat mempengaruhi beberapa hal diantaranya adalah distribusi, migrasi, pertumbuhan dan migrasi dari beberapa organisme air termasuk ikan yang menghuninya. Keadaan lingkungan perlu diamati terutama apabila akan digunakan untuk kegiatan survai perikanan khsusunya untuk mengetahui lokasi yang memiliki keadaan lingkungan yang optimum serta pengaruh lingkungan terhadap lokasi daerah penangkapan ikan. Hewan-hewan laut termasuk ikan suka mendiami lingkungan dan kadang-kadang tinggal disuatu tempat yang permanen, atau kadang-kadang hanya lewat saja, mendiami suatu tempat hanya untuk jangka pendek sebelum meneruskan untuk bergerak lagi aatau bermigrasi. Sewaktu hewan-hewan itu ada atau menetap disuatu tempat, maka hal ini memudahkan mereka untuk ditangkap dengan menggunakan peralatan penangkapan ikan. maka sejak saat itu daerah tersebut sudah disebut sebagai Daerah Penangkapan Ikan (Fishing ground).