Berita Pelabuhan Perikanan
berita PPP. Mayangan | 07 October 2016

Melarung Sesaji Demi Keberkahan Laut Probolinggo

Probolinggo, 07/10/2016

“Rahayu.. Rahayu.. Rahayu..” itu yang diucapkan Ketua panitia pelaksana kegiatan Larung sesaji bumi di Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo dalam rangka menyambut Tahun Baru 1 Muharram 1438, yang diselenggarakan Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kota Probolinggo beserta Pelaku Kerukunan Purwo Ayu Mardi Utomo Probolinggo, Kamis (06/10/2016). Kegiatan tersebut terselenggara dalam rangka melestarikan budaya luhur dan pariwisata nusantara yang bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya serta rasa syukur terhadap alam semesta yang telah  memberikan hasil bumi maupun laut sehingga kita bisa tercukupi untuk terciptanya kesejahteraan, kedamaian, ketrentaman di Kota Probolinggo.

Walikota Probolinggo yang diwakili oleh Staf Ahli, didalam sambutannya menambahkan bahwa Kegiatan Larung sesaji dilaksanakan dalam rangka menjaga dan melestarikan seni budaya bangsa Indonesia sebagai warisan adi luhung bernilai kesan moral yang tinggi dan sebagai salah satu asset kekuatan jati diri bangsa Indonesia. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai sikap kesadaran spiritual dan tanggung jawab moral mengucap rasa syukur ke Tuhan Yang Maha Esa dengan adanya unsur alam yaitu api, angin, air, tanah / bumi sebagai sumber kehidupan umat manusia agar Tuhan Yang Maha Esa berkenan mengampuni segala dosa umatNya dan memberikan anugerah dengan berkah kelimpahan dengan keseimbangan alam yang dapat  mensejahterakan kehidupan umat secara keseluruhan.

Arak arakkan sedekah bumi diawali dari sisi utara Kantor Pelabuhan Perikanan menuju lokasi utama dengan diiringi musik dan tari. Rangkaian kesenian yang ikut mengiringi prosesi Larung Sesaji kali ini antara lain adalah kuda kencak dan reog yang ditampilkan oleh anak-anak, juga kesenian musik Seronen. Sementara itu, jenis sesaji yang dilarung pada kegiatan ini adalah hasil bumi semacam hasil bumi, kepala hewan ternak hingga beragam perlengkapan dapur. Menurut Ki Guco Bambang Suripono, Pinisepuh Pirukunan Purwo Ayu Mardi Utomo, setiap benda yang akan dilarung memiliki makna sendiri-sendiri tergantung dengan kepercayaan beliau.

Setelah menjelaskan berbagai simbol yang terdapat pada semua sajian sedekah bumi, semua benda dibawa ke perahu kecil yang telah disiapkan. Benda-benda tersebut diturunkan satu persatu kedalam kapal kecil yang akan ditarik Kapal Pengawas Perikanan Pelabuhan Perikanan Mayangan. Sesaat setelah semua benda disiapkan, Ki Guco memimpin ritual yang disebut sebagai Ujub Sesaji Larungan menyampaikan doa dan harapannya. “Kami berharap kegiatan budaya yang bisa menjadi daya tari wisata ini semakin mendapat perhatian dari pemerintah. Melalui Larung Sesaji, kami berharap Probolinggo diberi keamanan dari segala bencana, ketabahan dan kesejahteraan.” Pungkas sesepuh Purwo Ayu Mardi Utomo ini. Setelah doa diucapkan, barulah kapal ditarik ke tengah laut untuk melarung benda-benda yang telah dimasukkan ke kapal larung sesaji. Akhir acara terdapat hiburan dari Sanggar Mardi Budoyo berupa tari-tarian, kuda kencak, dan reog untuk menghibur penonton yang hadir di tempat ini sekaligus menutup serangkaian kegiatan Larung Sesaji Bumi ini.

Ratusan masyarakat, yang sebagian besar adalah masyarakat di sekitar wilayah Pelabuhan Perikanan Mayangan, rela berjubel-jubel untuk menyaksikan jalannya prosesi dari lokasi awal menuju area ritual di sisi dermaga pelabuhan. Bahkan di antara masyarakat yang berjubel di tempat tersebut, tampak pula beberapa petugas keamanan laut seperti Petugas Pos TNI AL dan Pengawas Perikanan Pelabuhan Perikanan Mayangan, Polsek Mayangan, Polisi Perairan dan beberapa instansi terkait memadati sisi timur kantor Pelabuhan Perikanan Mayangan tepat prosesi ini diadakan.

 

« Kembali