Ribuan nelayan di Kecamatan Watulimo, Trenggalek yang beraktifitas di kawasan PPN Prigi mencemaskan musim paceklik akan berlangsung lama, seiring intensitas hujan semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Paceklik sudah berlangsung mulai bulan Mei tahun 2016 sampai dengan sekarang, sekitar 10 bulan terakhir.
Pada tahun 2015 volume produksi perikanan yang didaratkan di PPN Prigi sebesar 24.014.967 kg, sedangkan tahun 2016 sebesar 4.165.068 kg, berarti mengalami penurunan volume produkasi perikanan sebesar 19.849.899 kg atau (-) 82,65%. Padahal, para nelayan berharap tangkapan ikan akan meningkat tahun ini.
Keadaan serupa (paceklik) juga terjadi di Kabupaten Jembrana, dimana diduga penyebab utama paceklik ikan karena perubahan suhu laut. "Kami segera akan melakukan penelitian terkait suhu laut, dan hubungannya dengan paceklik ikan di Selat Bali. Tapi dari beberapa data dan analisa awal, kuat dugaan hal itulah yang menyebabkan paceklik," kata Kepala Badan Peneliti Dan Observasi Laut (BPOL) Seacorm I Nyoman Radiarta, di Negara, (sumber: Antara News).
Selain itu, ketidaksiapan para nelayan pergi melaut karena ketinggian gelombang laut yang mencapai 4-6 meter (sumber: update BMKG) sangat mengancam keselamatan jiwanya. Padahal, kemampuan perahu yang dimilikinya rata-rata hanya kekuatan rata-rata di bawah 30 gross tonnage (GT) dan system penangkapan ikan one day fishing. Sehingga tidak mungkin perahu nelayan bisa mencapai laut lepas karena bisa dihantam gelombang tinggi.
Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Dwi Yuliono Rochayadi, mengatakan bahwa tangkapan nelayan masih belum optimal, karena terkendala cuaca yang relatif masih ekstrem, dampaknya Pendapatan para nelayan relatif masih belum optimal. (EW, red)